Aswin Adam

Perayaan yang Menyengat

Dirgahayu Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Penulis : Harry L. Simbala

Opini, PilarAktual.com – 13 tahun sudah Bolaang Mongondow Timur (BOLTIM) merayakan privilesenya sebagai wilayah yang mekar menjadi daerah Kabupaten. Dua nakhoda telah terganti; yang pertama hanya seorang Pejabat sementara dan yang kedua dikenal sebagai bapak pembangunan eksis dan necis. Kepemimpinan mereka berdua juga tidak luput dari banyaknya kritikan para aktivis yang kritis.

Perayaan ulang tahun kali ini, kita bersama dengan pemimpin baru ketiga dikenal dengan slogan pemenangannya “Boltim Bersinar”, mengambil angka tahun kelahiran Boltim hari ini yang ke-13 dan mengartikan angka tersebut sebagai huruf B dan kemudian terus menggemakan kata “13oltim 13ersinar” (Boltim Bersinar) yang menjadi sebuah perhatian. Segala simbolisasi diperbuat untuk merawat eksistensi mereka sebagai pemimpin.

Sejak tahun 2014 lalu saya baru belajar untuk memahami dan mengulik akan situasi daerah. Di setiap perayaan ulang tahun daerah, saya selalu mendoakan hal yang baik untuk daerah ini, hingga pada kondisi dimana saya terpikir “akankah doa saya terwujud apabila saya hanya sekedar berdoa yang baik tanpa usaha mengingatkan hal yang tidak baik kepada mereka pemangku jabatan?”. Toh, juga perlu diingat, saya, dia dan mereka adalah rakyat yang punya hak sebagai pemangku kepentingan.

Bupati Sachrul Mamonto dan Oscar Manoppo sebagai wakilnya adalah kedua sosok yang hari ini mengganti motivasi dan inspirasi daripada masyarakat. Mereka membawa harapan baru bagi masyarakat Boltim saat ini, dengan menyusun sebuah visi serta misi yang dianggap matang merupakan amunisi yang pasti untuk memenangkan situasi yang ganjil ini. Beberapa bulan lalu kita banyak dipertemukan dengan berita/artikel yang isinya terkait dengan program prioritas 100 hari kerja beliau-beliau. Hehe

Bersamaan dengan ini, saya ingin merayakan ulang tahun daerah dengan cara memahami terkait pencapaian beliau-beliau dalam 100 hari kerja, terutama terkait dengan Koped-19 (plesetan dari covid-19).

Saya ingin memulai dengan sebuah ucapan penghargaan.

Selamat!

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur telah termasuk dalam list wilayah Zona Merah.
Teringat sewaktu terkonfirmasi capaian apa yang ingin dilakukan dalam 100 hari kerja, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) merespon dengan sebuah kerangka yang ciamik, pertama; Penanganan Covid-19, kedua; Pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak, dan terakhir melakukan recovery bidang-bidang.

Mari memahami kembali, pertama; Penanganan Koped-19 malah membuat BOLTIM termasuk dalam wilayah Zona merah, melihat kasus tersebut terjadi, maka dapat diambil sebuah hipotesis bahwa penanganan koped-19 tidak optimal, padahal vaksinasi kita terbilang ada pada kondisi baik dan diakui kemasifannya. Tapi kok… ahhh sudahlah (kata babe cabita), kedua; Pemulihan ekonomi dengan memberikan stimulus bantuan yang tidak merata dan malah terlihat membuat pemerintah kesulitan, ketiga; Recovery bidang-bidang yang kemudian juga pengertiannya menurut saya sangat taksa, sehingga kembali menimbulkan tanda tanya, apa yang ingin di recovery, sebab faktanya secara kinerja juga tidak jauh berbeda dengan pemerintahan sebelumnya..

Semestinya, Pemkab lebih mendetail lagi dalam menyusun suatu perencanaan apa yang akan dilakukan untuk mencapai kata optimal daripada program prioritas penanganan Koped-19. Misalnya, masif mengampanyekan Koped-19, berikan sebuah bantuan kepada masyarakat dalam hal obat-obatan dan vitamin serta perketat aktivitas masyarakat di lokasi-lokasi terbuka yang dapat menciptakan kerumunan juga serta batasi aktivitas perkantoran atau aktifkan saja kantor yang esensial dan mana perkantoran yang tidak esensial dapat diberlakukan Work From House. Lalu, dalam pemulihan ekonomi misalnya, semestinya Pemkab observasi terlebih dahulu apa yang fundamental dibutuhkan masyarakat atau kelompok usaha dengan melibatkan lembaga atau organisasi kepemudaan agar mempermudah observasi dan tentu dengan menjalankan protokol kesehatan di lapangan, kiranya dengan usaha tersebut pemerintah dapat memetakan langkah apa yang bisa diambil dalam mengoptimalkan program prioritas tersebut, dan terakhir adalah program dalam recovery bidang-bidang yang mana saya berharap dalam merecovery bidang, pemerintah dapat menempatkan pegawai yang ahli dan sesuai dengan basic keilmuannya, agar kiranya tidak terjadi lagi kekeliruan yang sewaktu lalu pernah terjadi, sehingga pegawai tersebut mampu dapat menyelesaikan permasalahan dan mampu manajemen risiko sesuai dengan basicnya apabila sewaktu-waktu terjadi.

Tulisan ini sebagai kado dari saya yang kiranya dapat menjadi sebuah pengingat bahwa sosial kontrol di daerah BOLTIM masih terus berjalan, sehingga dapat membuat pemerintah lebih bersemangat untuk mengoptimalkan program-program yang ada, bukan makin menyengat.
Mari kita jadikan program prioritas Pemkab dalam periode ini sebagai acuan ingatan dan sekaligus perayaan suatu harapan keberhasilan: Pertama; peningkatan SDM yang berkualitas, Kedua; pembangunan infrastruktur terkait jalan usaha tani dan akses wisata, Ketiga; peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama, Keempat; penguatan UMKM dan koperasi terutama di pedesaan, dan Kelima;  peningkatan kesejahteraan serta memberikan akses kemudahan baik itu pupuk maupun Alsintan (Alat mesin dalam bidang pertanian), serta, tidak lupa juga terobosan bupati dalam menciptakan Tutuyan sebagai pusat pemerintahan dan olahraga masyarakat Boltim.

Jadikan perayaan ulang tahun daerah Bolaang Mongondow Timur tercinta ini menjadi sebuah peringatan bagi Pemkab, bahwa banyak diluar gedung bupati sana melihat dan mengamati kinerja pemerintah. Dengan ini, di perayaan ulang tahun yang ke-13, saya berharap Pemkab lebih bersungguh-sungguh bekerja sesuai dengan statement Wakil Bupati dalam salah satu pidato beliau, yaitu “Mari bekerja dengan kemampuan sumber daya sendiri” untuk kiranya menggapai cita-cita Pemkab yang mulia.

Sekali lagi, Dirgahayu Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang ke-13 Tahun.
Semoga terwujud segala cita-cita nakhoda kita.
Merdeka!
Salam sehat!